Surabaya – Pilgub Jatim 2024 memunculkan fenomena yang mengarah pada pelemahan demokrasi. Upaya monopoli dukungan menjadi bukti salah satu upaya pelemahan yang dilakukan secara masif.
Potensi adanya bumbung kosong di Pemilihan Gubernur Jawa Timur menjadi tanda melemahnya semangat menghidupkan demokrasi. Rakyat tidak diberikan pilihan politik, tapi pada ruang monopoli dukungan yang terus berkembang.
Pengamat politik asal Unitomo Surabaya Machmud Soehermono menilai pilkada 2024 memang unik. Ada fenomena borong partai, di mana seorang calon berusaha memonopoli dukungan seluruh partai.
“Beberapa pengamat mengatakan ada fenomena borong parpol yang membuat ini mengkhawatirkan,” katany saat acara live Gak Cuman Cangkruak’an JTV, Jumat (21/6/2024).
Demokrasi di tingkat apapun harus memberikan nilai pendidikan politik yang layak. Machmud mengatakan salah satunya dengan adanya pilihan di setiap pemilihan. Sebab, menurutnya yang namanya kontestasi masyarakat harus disuguhkan tidak hanya dengan satu paslon.
“Apapun kan, pilkada itu kontestasi. Kontestasi kan harus ada lawan,” ujarnya.
“Melawan bumbung kosong itu kan tetep, bahwa secara demokrasi prosedural itu memenuhi syarat tidak ada problem di situ. Cuma kan substansinya bahwa masyarakat harus diberi pilihan,” ujar Dosen Komunikasi Politik ini
Ditempat yang sama, Bendahara PKB Jatim Fauzan Fuadi mengaku, partainya akan hadir untuk memberikan alternatif pilihan itu. Ia memastikan pihaknya akan berseberangan dengan petahana Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim. Itu semua demi menghidupkan ghiroh demokrasi masyarakat Jatim.
“Tapi kita kepingin dalam konteks provinsi, seluas, sepotensial, seluarbiasa Jawa Timur ini, masyarakat kita kasih alternatif-alternatif,” kata Fauzan.
Fauzan menegaskan, dalam konteks Pilgub Jatim ini, PKB tidak hanya sekedar berbicara kalah dan menang. Jika hanya persoalan itu yang menjadi target, maka PKB sangat mudah melakukannya. “Kalau PKB cuma sekedar cari menang di pilgub, yasudah ikut calon yang ada sekarang ini, sudah selesai urusan,” lanjutnya.
Menurut dia, situasi politik di Pilgub Jatim masih sangat cair, apalagi PKB sendiri yang memegang golden tiket jika seandainya tidak ada partai yang merapat ke PKB.
“Ini masih ada waktu, masih 2 bulan, kita punya mekanisme tidak mau buru-buru karna PKB punya golden tiket, jadi tidak usah bingung,” pungkasnya.(Dia)