Surabaya – Sebanyak 19 ribu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kategori makanan dan minuman (mamin) di Kota Surabaya sudah bersertifikasi halal. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun terus berupaya memberikan pendampingan agar seluruh UMKM mamin tersebut bersertifikasi halal.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mencatat jumlah UMKM di Kota Pahlawan mencapai 150 ribu. Jumlah tersebut, terdiri dari berbagai jenis UMKM, mulai makanan dan minuman, kerajinan hingga fashion.
“UMKM kita ada 150 ribu. Tapi kalau untuk makanan yang sudah bersertifikasi (halal) kemarin ada sekitar 19 ribu UMKM,” kata Dewi dalam konferensi pers di Kantor Eks Bagian Humas Pemkot Surabaya, Rabu (3/7/2024).
Dewi menyatakan bahwa untuk saat ini Pemkot Surabaya akan fokus memperbaiki sertifikasi halal bagi UMKM mamin. Namun ke depan, pihaknya juga akan membantu sertifikasi halal bagi UMKM di bidang lain seperti kosmetik dan kesehatan.
“Karena itu (makanan dan minuman) yang diutamakan, mereka jual agar tenang, mereka harus ada sertifikasi halal,” ujar Dewi.
Sebelumnya, pemerintah pusat telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2021 tentang kewajiban sertifikasi halal bagi pedagang makanan dan minuman. Masa penahapan pertama kewajiban sertifikat halal berakhir pada 17 Oktober 2024.
Namun demikian, kebijakan sertifikasi halal untuk seluruh UMKM Indonesia akhirnya ditunda hingga 2026. Penundaan ini karena pemerintah pusat menilai jangka waktu tidak cukup untuk melakukan sertifikasi halal bagi seluruh UMKM.
“Karena halal ini tidak gratis. Tidak seperti NIB (Nomor Induk Berusaha), kita urus pendampingan, mereka (UMKM) pulang, semuanya gratis dan mudah. Nah, kalau halal ini berbayar,” terang Dewi.
Meski demikian, Dewi memastikan, pihaknya akan terus berupaya memberikan pendampingan bagi UMKM agar mendapatkan sertifikasi halal. Terlebih, banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi UMKM untuk bisa mendapatkan sertifikasi halal tersebut.
“Karena sertifikasi halal ini tidak mudah. Kami pelajari ternyata sangat detail, sampai pengisiannya. Banyak (UMKM) yang sudah masuk itu gagal. Akhirnya kami akan mendampingi UMKM-UMKM, karena pendamping UMKM itu juga bersertifikat semua,” paparnya.
Salah satu bentuk pendampingan yang diberikan pemkot terhadap UMKM adalah melalui rangkaian acara bertajuk “Surabaya Halal Fest 2024”. Dalam acara ini, Pemkot Surabaya menggaet Ikatan Alumni (IKA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Agus Imam Sonhaji menjelaskan, rangkaian Surabaya Halal Fest telah berlangsung sejak Juli 2024. Sedangkan puncak acara akan digelar pada 21-23 Agustus 2024 di Balai Pemuda. Melalui acara ini, pihaknya menargetkan 1000 UMKM bersertifikasi halal.
“Kami juga akan disupport penuh oleh banyak tenaga pendamping, ada dari berbagai kampus. Sehingga sebelum acara atau event, banyak UMKM yang didampingi, sehingga pada saat hari H sudah tuntas semua,” kata Agus Sonhaji.
Selain menargetkan 1000 UMKM bersertifikasi halal, melalui acara ini, Pemkot Surabaya bersama IKA ITS juga berharap UMKM tersebut semakin naik kelas. Dengan begitu, diharapkan pula penjualan produk mereka semakin meningkat. “Jadi harapannya UMKM Surabaya semakin meningkat dengan model bisnis yang mengarah ke gaya hidup halal,” pungkasnya. (Dia)