Surabaya – Data Kepolisian secara nasional menyebut jumlah kejahatan di Indonesia tahun 2023 meningkat hampir 12 ribu kasus. Total ada 288.472 kasus di tahun 2023 atau naik 11.965 jika dibandingkan dengan tahun 2022. Bahkan angka tersebut diprediksi masih akan terus meningkat di tahun ini. Ironinya dari tindak kejahatan tersebut juga banyak dilakukan oleh anak-anak dibawah umur atau Gen Z
Ahmad Roni, Pengacara Publik LBH Surabaya mengatakan tentang banyaknya aksi kejahatan di Indonesia termasuk di kota Pahlawan pelakunya juga dari usia yang masih sangat muda atau anak di bawah umur.
“Kalau bicara soal kejahatan contoh kekerasan, pencurian, pencurian narkoba dan lainnya itu sekarang pelakunya gak cuma orang dewasa tapi anak di bawah umur,” ujarnya saat menjadi narasumber di PRO1 RRI Surabaya yang dikutip dari laman RRI, Rabu (19/6/2024).
Roni sapaan akrab Ahmad Roni menyebut faktor pengaruh lingkungan dan media sosial serta tuntutan ekonomi menjadi penyebab anak di bawah umur terlibat tindak kejahatan. Lebih lanjut dikatakannya harus ada perhatian serius dari pemerintah dan seluruh masyarakat untuk menangani kasus ini.
“Sekarang anak bisa jadi pelaku tindak kejahatan ya karena tontonannya di media sosial, ikut – ikutan teman tapi memang ada yang karena tuntutan ekonomi ya karena sudah pelanggaran tetap harus dihukum hanya saja hukumannya tidak boleh mengabaikan haknya sebagai seorang anak misal pendidikannya tetap harus diutamakan,” katanya.
Untuk menjaga keamanan di Kota Surabaya dalam hal ini upayanya menekan tindak kejahatan kata Roni tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah dan jajaran kepolisian namun juga masyarakat untuk ikut mengawasi.
“Kewaspadaan kita mutlak diperlukan untuk menjaga kota kita agar tetap aman jangan cuma andalkan polisi aja terlebih pelaku kejahatan bertindak karena memang ada kesempatan,” katanya mengakhiri sesi dialog pagi tadi. (Dia)