Google.org Umumkan Pendanaan bagi Upaya Edukasi AI dan Ketahanan Pangan di Asia Tenggara

News81 Dilihat

Jakarta – Google.org (02/10) mengumumkan dua hibah baru yang akan membantu 5,5 juta orang di Asia Tenggara memperoleh keterampilan di bidang AI dan meningkatkan ketahanan pangan bagi 200.000 petani dan keluarga di Indonesia. ASEAN Foundation akan menerima hibah sebesar 5 juta USD untuk meningkatkan literasi AI bagi lebih dari 5,5 juta anak muda, pendidik, dan orang tua di kawasan ini. Sementara Edu Farmers International Foundation yang berlokasi di Jakarta juga akan menerima hibah sebesar 2 juta USD untuk meningkatkan upaya ketahanan pangan bagi 200.000 petani kecil dan keluarga kurang mampu di Indonesia dengan layanan informasi bertenaga AI.

“Google sangat peduli dan melakukan banyak investasi untuk masa depan Asia Tenggara, dengan ekosistem teknologinya yang dinamis dan digitalisasi yang cepat, sehingga menciptakan peluang menarik bagi AI untuk berkembang dan mentransformasi ekonomi di seluruh ASEAN,” ucap Ruth Porat, President & Chief Investment Officer untuk Alphabet dan Google, di Sekretariat ASEAN di Jakarta. “Kami melakukan investasi dengan membangun pusat data, region cloud, dan kabel bawah laut di seluruh kawasan, serta terus bekerja keras selama bertahun-tahun untuk menghadirkan infrastruktur internet dan AI ke tengah-tengah masyarakat dan berbagai organisasi yang ada di wilayah ini. Kami juga telah membekali jutaan orang di Asia Tenggara dengan keterampilan yang siap untuk AI. Pengumuman hari ini mempertegas dukungan berkelanjutan kami untuk berbagai organisasi yang berdampak sosial, untuk memastikan bahwa transformasi AI bersifat inklusif dan dapat dinikmati semua orang. Upaya-upaya ini akan membuka jalan bagi penggunaan dan inovasi AI di berbagai industri di Asia Tenggara.”

Sejak tahun 2019, Google.org telah mendukung berbagai organisasi yang memberikan dampak sosial di Indonesia dengan pendanaan tunai senilai lebih dari 10 juta USD. Program Google seperti Gemini Academy dan program Bangkit telah meningkatkan keterampilan guru, siswa, orang tua, dan banyak pihak lain di berbagai industri dengan cara yang akan memberikan manfaat jangka panjang. Investasi Google pada infrastruktur teknis yang mendalam, termasuk region Google Cloud yang sudah beroperasi di Jakarta dan kabel bawah laut Echo dan Apricot yang akan datang, akan memastikan akses dan konektivitas yang dapat diandalkan ke berbagai layanan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Program Pelatihan Keterampilan AI untuk Pengajar dan Siswa

 

Selama kunjungan dua hari ke Jakarta, Porat juga mengunjungi sebuah SMP negeri di mana ia bertemu para guru dan siswa yang sudah lulus dari dua program pelatihan Google yang saat ini masih terus berjalan. Hibah yang diumumkan hari ini akan makin memperkuat program-program peningkatan keterampilan semacam ini dan memberdayakan lebih dari 2,5 juta orang Indonesia untuk belajar keterampilan AI.

 

Dalam AI Opportunity Southeast Asia Forum, Dr. Piti Srisangnam, Executive Director untuk ASEAN Foundation, menjelaskan tujuan yang ingin dicapai melalui program “AI Ready ASEAN”.

 

“Diharapkan hingga tahun 2026 kami telah melatih jutaan pendidik, orang tua, dan anak-anak muda melalui program AI khusus yang didesain oleh ASEAN Foundation,” ucapnya saat memberikan sambutan di Sekretariat ASEAN. “Kami akan bekerja sama dengan partner-partner lokal di sepuluh negara untuk melibatkan setidaknya lima ribu sekolah dan universitas melalui pelatihan dasar-dasar AI secara online dan tatap muka. Untuk mencapainya, kami akan melatih 2.000 pelatih ahli di kawasan yang dapat memberikan kursus-kursus dasar AI. Literasi AI akan menjadi hal yang krusial dalam satu dekade ke depan dan kami yakin bahwa hibah Google.org ini akan membantu ASEAN Foundation mendukung jutaan orang di ASEAN untuk mempelajari hal baru dan membantu karier mereka.”

 

“Penggunaan dan inovasi AI berpotensi menciptakan manfaat ekonomi sebesar Rp2.612 triliun (167 miliar USD) bagi bisnis di Indonesia hingga tahun 2030. Kami berinvestasi di Indonesia untuk membantu mewujudkan potensi ini dan telah menciptakan sejumlah program untuk meningkatkan keterampilan siswa dan guru terkait AI dalam mempersiapkan masa depan,” jelas Sapna Chadha, Vice President Google untuk wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan. “Kami juga bangga dapat mendukung organisasi lokal dan regional untuk memanfaatkan kekuatan AI guna memecahkan berbagai masalah prioritas Indonesia seperti ketahanan pangan, perawatan kesehatan, dan pendidikan.”

 

 

 

Dalam foto (kiri-kanan) Ruth Porat, H.E. Dr. Kao Kim Hourn (Secretary-General of ASEAN), Dr. Piti Srisangnam (Executive Director of ASEAN Foundation), Amri Ilmma (Chief Operating Officer Edufarmers), Sapna Chadha (VP Southeast Asia and South Asia Frontier).

 

 

 

AI dan Ketahanan Pangan

 

Tantangan ketahanan pangan di Indonesia membutuhkan solusi inovatif. Seiring pertumbuhan populasi, permintaan pangan diperkirakan meningkat, sehingga makin menekan petani dan penggunaan lahan. Selain itu, penurunan produksi beras dalam negeri dapat membuat jutaan orang berisiko kelaparan. Edu Farmers International Foundation, yang menerima hibah Google.org pertama pada tahun 2022, telah melatih 4.400 petani dan lebih dari 1.000 anak muda melalui program “Bertani Untuk Negara”. Platform pembelajaran online mereka, Bertani Academy, telah mendaftarkan lebih dari 2.500 pengguna dan video edukasi singkat mereka telah menjangkau jutaan penonton.

 

“Hibah terbaru senilai 2 juta USD dari Google.org ini diharapkan dapat membantu kami memberdayakan 200.000 petani kecil dan keluarga kurang mampu. Melalui chatbot bertenaga AI, kami dapat menawarkan panduan yang dipersonalisasi kepada petani kecil, memaksimalkan hasil panen berdasarkan data lokal real-time, seperti cuaca, kondisi tanah, dan ancaman hama. Untuk lingkup keluarga, chatbot dapat memberikan saran nutrisi yang disesuaikan untuk mengatasi stunting dan orang tua akan diberikan akses ke platform yang memberi pengetahuan penting tentang kebiasaan makan sehat dan perawatan anak,” kata Amri Ilmma, Chief Operating Officer,  Farmers International Foundation. (Dia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *