Jakarta – Koordinator Bidang Difusi dan Inovasi Teknologi Direktorat Pendidikan Tinggi dan Iptek Kementerian PPN/Bappenas, Aruminingsih, menyebutkan bahwa peran perempuan dinilai sangat penting untuk memberikan kontribusi nyata bagi nasib perubahan iklim global pengurangan emisi gas.
Dalam keterangannya ia mengatakan bahwa hal itu untuk menyambut dukungan positif dari United Nations Development Programme (UNDP). Ia mengungkapkan, bahwa UNDP mendorong pemerintah Indonesia untuk berkomitmen menjalankan perjanjian iklim dengan perspektif gender.
“Ini menjadi indikator kunci bahwa perempuan Indonesia mampu mendapatkan kesetaraan peluang untuk berkontribusi. Serta mendapatkan manfaat dari aksi global pengurangan emisi gas rumah kaca ini,” ujarnya, dilansir dari laman RRI, Sabtu (5/10/24).
Dengan kesetaraan gender itu, ia meyakini bahwa upaya dan komitmen Indonesia untuk memberikan kontribusi dekarbonisasi dapat terwujud. Namun, dalam kenyataannya, ia mengungkapkan bahwa Indonesia selama 20 tahun terakhir tidak mengalami perubahan tingkat partisipasi pengurangan emisi.
“Selama 20 tahun terakhir, tingkat partisipasi cenderung stagnan, yakni laki-laki mencapai 83 persen dan perempuan hanya 52 persen. Perempuan yang berkualitas dan bekerja profesional masih menghadapi fenomena glass ceiling,” ujarnya.
Sebagai informasi, diketahui dengan berbagai upaya secara mandiri menunjukan data pengurangan gas emisi rumah kaca di Indonesia mencapai 31,89 persen. Sementara itu target pengurangan gas emisi dari Internasional pada 2030 mendatang, akan mencapai 43,20 persen.(Dia)