Jakarta – Menyeruput secangkir kopi, baik panas atau pun es menjadi salah satu rutinitas harian untuk sebagian orang.
Tak jarang, beberapa orang bahkan mengkreasikan minuman kopi mereka dengan bahan tambahan lain untuk menciptakan rasa khas. Salah satunya dengan menambahkan mentega.
Dilansir dari Healthline, kopi mentega menjadi populer di kalangan orang yang mengikuti diet keto atau melakukan puasa intermiten.
Minum minuman tinggi lemak seperti kopi mentega dapat membantu orang yang menjalani diet keto mencapai dan mempertahankan ketosis.
Lantas benarkah kopi yang dicampur mentega bisa menurunkan berat badan?
Menurut nutrisionis Jansen Ongko MSc RD, kopi ini bisa saja membantu proses penurunan berat badan, tapi bukan berarti sehat. Klaim penurunan berat badan ketika mengonsumsi bulletproof coffee cukup ekstrem, sehingga dikhawatirkan akan terjadi ‘sindrom yoyo’ alias berat badan naik-turun bagi yang menerapkannya dalam jangka panjang.
Jansen menuturkan, ada beberapa alasan mengapa disarankan untuk tidak terlalu sering menjadikan kopi ini sebagai pengganti sarapan. Salah satunya adalah karena kandungan zat gizi penting di dalam kopi ini tergolong rendah untuk tubuh.
“Konsumsi lemak dalam jumlah besar efektif untuk mencegah lapar, terutama bagi orang yang sedang menjalani adaptasi ketogenik. Level keton dalam darah akan menjadi bahan bakar untuk otak sehingga tubuh tidak merasa lapar. Namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kopi ini rendah akan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh,” kata Jansen.
Bulletproof coffee merupakan bubuk kopi yang ditambah mentega dan minyak MCT (medium chain triglyceride) seperti minyak kelapa (coconut oil), kemudian dicampur menjadi satu menggunakan blender. Nah, meskipun kopi, mentega dan minyak MCT/lemak jenuh adalah sumber makanan yang baik untuk kesehatan, namun apapun yang dikonsumsi secara berlebihan tetap tidak baik.
“Lemak jenuh alami yang terkandung pada mentega memang terbukti baik bagi kesehatan, tetapi jika dikonsumsi sesuai kebutuhan tubuh. Sedangkan pada bulletproof coffee, kandungan lemak jenuhnya tergolong tinggi sehingga dikhawatirkan dapat berbahaya bagi tubuh,” imbuhnya.
Lantas bagaimana dengan klaim kopi dicampur mentega dapat menurunkan berat badan? Terkait hal itu, Jansen menjelaskan bahwa pada dasarnya penurunan berat badan terjadi bukan karena bulletproof coffee itu sendiri, tapi karena jumlah kalori harian yang masuk lebih kecil daripada kalori (energi) yang dipakai.
“Menggantikan sarapan dengan bulletproof coffee memang dapat mengurangi asupan makan karena zat gizi lemak terbukti dapat menurunkan nafsu makan. Walau begitu, penelitian menunjukkan bahwa diet ketogenik berpotensi berbahaya apabila dilakukan dalam jangka panjang,” tegas Jansen.
Mengutip Daily Mail, pakar diet Dr Sarah Schenker menyarankan agar menenggak secangkir kopi biasa. Tanpa krim, mentega, atau gula.
Hal itu lantaran ketosisi hanya bekerja jika glycogen yang tersimpan di liver hilang. Maka, bila Anda menikmati makanan kaya karbohidrat malam sebelumya secangkir kopi mentega tidak akan bisa membuat lemak terbakar sebagai energi.
Bila juga Anda menikmati kentang rebus di saat makan siang atau beberapa potong biskuit di sore hari, hal yang sama akan terjadi. Dan, kopi mentega Anda tak lebih sehat dari roti bakar yang diolesi mentega.
Mentega sangat kaya lemak jenuh. Studi bahkan mengaitkannya dengan penyakit jantung. Bukan tidak mungkin kopi bermentega, yang mengandung dua sendok makan mentega, bisa meningkatkan kolesterol.
Sarah juga mengatakan, secangkir kopi bermentega dan minyak kelapa adalah minuman kaya lemak dan kaya kalori. Anda justru akan naik berat badan bukan menurunkannya. (mut/hel)