L2Dikti Wilayah 3 Perluas Kerja Sama Strategis dengan Korea Selatan

Jakarta – Universitas Nasional telah menjadi bagian dari kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah 3 Jakarta dalam mencatatkan sejarah baru diplomasi pendidikan melalui kolaborasi komprehensif dengan mitra akademik di Korea Selatan. Inisiasi ini telah menghadirkan terobosan signifikan dalam pengembangan pendidikan tinggi bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan saat ini dan ke depan.

Kegiatan “Indonesia-Korea Academic Collaboration Initiative” yang berlangsung selama enam hari, mulai 11 hingga 16 November 2024, merupakan langkah strategis dalam memperluas jejaring akademik internasional. Dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si, M.Sc selaku Ketua L2Dikti Wilayah 3, inisiasi ini menandakan komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia melalui kerja sama internasional.

Perwakilan Universitas Nasional sekaligus Dekan FISIP Universitas Nasional Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si menjelaskan bahwa inisiasi kerjasama Indonesia-Korea diikuti oleh 8 (delapan) Perguruan Tinggi di lingkunan L2Dikti 3. Delapan perguruan tinggi swasta terkemuka yang terlibat dalam kolaborasi ini mencerminkan keberagaman dan multi potensi pendidikan tinggi di Indonesia. Universitas yang terlibat dalam delegasi Kerjasama ini adalah : Universitas Nasional, Universitas Bhayangkara, Universitas Multi Media Nusantara, Universitas BSI, Universitas Gunadarma, Universitas Siber Asia, Universitas Respati Indonesia dan Stikes Abdi Nusantara.

Kegiatan kolaborasi L2Dikti Wilayah 3 menggandeng mitra akademik Korea Selatan yaitu Dan Kook University dan Pukyong National University. Inisiasi kolaborasi tersebut secara kongkrit telah diisi dengan Konferensi Internasional dan diskusi pertukaran gagasan akademik untuk menggali berbagai potensi kolaborasi ke depan dengan masing-masing universitas. Potensi kolaborasi ke depan termasuk diskusi mendalam tentang masa depan pendidikan tinggi di kedua negara dilanjutkan dengan identifikasi peluang kerja sama multilateral. Puncak kegiatan ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Dan Kook University dan Pukyong National University asal Korea dengan seluruh delegasi perguruan tinggi Indonesia . Peluang kesepakatan potensial dapat dilakukan adalah : pertukaran mahasiswa dan dosen, program double / joint degree, kolaborasi riset bersama, fasilitasi praktik dan magang internasional

Universitas Nasional mengambil kesempatan strategis tersebut untuk juga melakukan benchmarking International Quality Assurance System. Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Muhani selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) dan didampingi oleh Mia Handini, dengan fokus utama pada penguatan informasi terkait akreditasi dan reputasi Internasional. Kerjasama tersebut diharapkan dapat mendukung program unggulan berupa International Cross-Border Peer Review Initiative dan Aplikasi Penjaminan Mutu berbasis AI.

Prof. Toni Toharudin, S.Si, M.Sc menegaskan bahwa Kolaborasi ini bukan sekadar pertukaran formal, melainkan upaya sistematis untuk meningkatkan daya saing pendidikan tinggi Indonesia di kancah internasional. Indonesia melihat Korea Selatan sebagai mitra strategis dalam mentransformasi ekosistem Pendidikan yang sangat menjanjikan .”

Inisiasi yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas akses pendidikan internasional, mendorong inovasi dan riset kolaboratif dan memperkuat diplomasi pendidikan bilateral. Meskipun penuh potensi, kerja sama ini tidak lepas dari tantangan berupa perbedaan sistem pendidikan dan harmonisasi kurikulum antara kedua negara. Namun Prof Toni Toharudin selalu pimpinan delegasi menekankan bahwa komitmen kedua belah pihak untuk terus mengembangkan kerja sama menjadi kunci keberhasilan inisiasi ini.

Kolaborasi L2Dikti Wilayah 3 dengan mitra Korea Selatan bukan sekadar peristiwa diplomatik tetapi juga sebagai representasi nyata dari semangat pertukaran pengetahuan secara global. Inisiasi ini juga membuka babak baru dalam paradigma pendidikan tinggi, di mana batas-batas geografis semakin pudar demi pencapaian mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *