Kediri – Mayoritas masyarakat Bumi Panjalu menginginkan Bupati Hanindhito Himawan Pramana untuk kembali memimpin Kabupaten Kediri di periode selanjutnya. Hal ini dipengaruhi oleh kinerjanya yang dinilai memuaskan selama 3 tahun terakhir.
5 Bulan menjelang Pilkada 2024, namanya terus menguat dan menjadi perhatian bagi masyarakat.
Banyak faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap bupati berusia 31 tahun tersebut. Mulai dari kedekatan dengan masyarakat hingga keberhasilan merealisasikan berbagai program yang dicanangkan.
Hal ini diketahui dari hasil survei terbaru yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) periode 5 – 12 Juni 2024. Hasil survei ini menyebutkan 84 persen masyarakat Kediri menginginkan Dhito kembali menjadi bupati di periode selanjutnya.
“Pemilih pada umumnya juga masih menginginkan Hanindhito kembali menjadi Bupati Kediri,” terang Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani dikutip dari laman PDIP Jatim, Senin (16/6/2024).
Hasil survei itu disebutkan semakin memantapkan langkah politik Dhito untuk kembali memenangkan kontestasi Pilkada 2024. Masyarakat cenderung akan memilih bupati yang telah membawa dampak positif besar bagi wilayahnya.
Survei SMRC juga menemukan tingkat kepuasan yang tinggi pada Dhito, yakni sebesar 87 persen. Hanya 11 persen yang menyatakan kurang atau tidak puas, tetap mengaku belum atau tidak memberikan pendapat.
“Hanindhito jauh unggul atas calon-calon lain di antaranya karena kinerjanya sebagai bupati dinilai memuaskan oleh pemilih pada umumnya sebesar 87 persen,” terang Deni.
Diketahui, selain Dhito, nama Deny Widyanarko akhir-akhir ini mulai muncul sebagai calon calon bupati. Untuk melawan bupati petahana, Pemilik Tajimas Group tersebut harus memiliki program dan arah politik yang jelas.
Salah satu pengamat politik sekaligus Dosen Prodi Ilmu Politik, FISIP Universitas Brawijaya, Johan Wahyudi berpendapat, setiap kontestan Pilkada memiliki peluang.
Namun, syarat untuk mampu menyeimbangkan petahana adalah dengan membawa narasi perubahan yang terarah. “Arah perubahan harus jelas untuk melawan petahana,” katanya.
Sebagai informasi, Survei yang dilakukan SMRC ini menggunakan metode multistage random sampling terhadap masyarakat Kabupaten Kediri yang berusia di atas 17 tahun. Sedangkan survei tersebut menyasar pada 1.210 responden dengan margin of error 2,9 persen. (PDIP).(Dia)